Multimeter Analog
Multimeter analog adalah alat ukur listrik yang menggunakan jarum penunjuk untuk menunjukkan hasil pengukuran, seperti tegangan, arus, dan resistansi. Alat ini bekerja berdasarkan prinsip magnetoelektrik, di mana arus listrik menghasilkan medan magnet yang memengaruhi pergerakan jarum. Multimeter analog sering disebut AVOmeter atau multitester.

Kelebihan dan Kekurangan:
-Kelebihan:
Reaksi cepat terhadap perubahan sinyal, terutama sinyal cepat.
Lebih sensitif dalam menangkap perubahan nilai.
Gampang dibaca secara visual.
Lebih tahan terhadap lonjakan tegangan dan lingkungan keras.
Tidak memerlukan baterai.
-Kekurangan:
Kurang akurat saat membaca nilai, terutama ketika jarum bergerak dengan cepat.
Pembacaan tidak stabil karena mengikuti perubahan tegangan.
Bagian-bagian Utama:
1. Jarum penunjuk: Menunjukkan hasil pengukuran pada skala.
2. Skala: Menunjukkan rentang pengukuran.
3. Sakelar selector: Memilih jenis besaran yang akan diukur (tegangan, arus, resistansi).
4. Probe: Untuk menghubungkan multimeter ke sirkuit yang akan diukur.
5. Sakelar pengatur nol: Memastikan jarum berada di posisi nol sebelum pengukuran.
Cara Kerja:
1. Atur sakelar selector ke jenis besaran yang akan diukur.
2. Pastikan jarum penunjuk berada di posisi nol.
3. Hubungkan probe multimeter ke sirkuit yang akan diukur.
4. Jarum penunjuk akan bergerak sesuai dengan besaran yang diukur.
5. Bacalah nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada skala yang sesuai.
Tips Penggunaan:
1. Pilih rentang pengukuran yang sesuai dengan besaran yang diukur.
2. Periksa sambungan sirkuit dengan hati-hati sebelum mengalirkan daya ke meter.
3. Jangan membebani meteran dengan
rentang yang berlebihan.
4. Jangan jatuhkan meteran.
5. Jangan menyentuh komponen elektronik di dalam peralatan saat pengukuran.
Multimeter analog adalah alat yang penting bagi teknisi dan penggemar elektronika untuk mengukur besaran listrik seperti tegangan, arus, dan resistansi.
Fungsi Utama Multimeter Analog:
1. Mengukur Tegangan (Volt): Mengukur besaran tegangan listrik, baik tegangan DC (Direct Current) maupun tegangan AC (Alternating Current).
2. Mengukur Arus (Ampere): Mengukur besaran arus listrik, biasanya arus DC.
3. Mengukur Resistansi (Ohm): Mengukur nilai hambatan listrik pada komponen seperti resistor.
4.Mengecek Kontinuitas Rangkaian: Menentukan apakah suatu rangkaian memiliki sambungan yang utuh atau tidak.
5.Mengecek Komponen Elektronika: Mengevaluasi kualitas komponen seperti kapasitor, dioda, dan transistor.
6. Memeriksa Hubungan Singkat: Mendeteksi adanya hubungan singkat (short circuit) dalam rangkaian.